APA ITU NANAOMATERIAL ?
Nanomateral adalah material yang
berukuran sangat kecil yakni berkisar antara (1-100) nm atau bersekala nano.
Apa itu nanoteknologi ?
Nanoteknologi mempunya banyak
pengertian
Nanoteknologi atau teknologi
rekayasa zat adalah pembuatan / penggunaan materi / devais pada ukuran
sangat kecil, yakni 1-100 nm . devinisi kedua adalah memahami dan mengontrol
sesuatu pada dimensi 1-100 nm, dimana fenomena2 unik menghasilkan aplikasi
baru. Teknologi nano meliputi pencitraan , pemodelaan , pengukuran, fabrikasi
dan memanipulasi sesuatu pada skala nano. Fenomena2 unik yang dapat diamati
pada sifat2 magnetik , mekanik , listrik, termal , optik , kimia dan biologi .
ketika ukuran butir bahan magnetik diperkecil hingga skala nano , bahan
feromagnetik berubah menjadi bahan superparamagnetik . salah satu sifat mekanik
bahan adalah kekuatan luluh yaitu batas maksimum kekuatan suatu bahan sebelum
mengalami deformasi plastis (berubah bentuk). Jika ukuran butir suatu logam
atau keramik lebih kecil dari ukuran butir kritis (<100 nm) , sifat mekanik
bahan berubah dari keras menjadi lunak.efek
termoelektrik adalah konversi langsung perbedaan temperatur menjadi beda
tegangan atau sebaliknya. Efisiensi efek termoelektrik akan meningkat pada
bahan beskala nano. Partikel logam/semikonduktor berukuran nano memiliki warna
emisi berbeda dibandingkan partikel tersebut dengan ukuran skla mikro.
Jadi intinya dengan nanoteknolgi
maka setiap bahan / material akan memungkinkan pengurangan berat disertai
dengan peningkatan stabilitas dan meningkatkan fungsionalitas.
Latar Belakang perkembanganan
teknologi Nano
Motif sains :
Diantaranya adalah
- Nanoteknologi atau teknologi rekayasa zat bersekala nanometer atau sepermiliar meter massa pengembangannya belumlah tergolong lama. Munculnya kesadaran terhadap ilmu dan teknologi nano diinspirasi dan didorong oleh pemikiran futuristik dan juga penemuan peralatan pengujjian dan bahan-bahan .Konsepnya pertama kali diperkenalka oleh Richard Feynman , ahli fisika amerika serikat yang kemudian meraih nobel fisika pada 1965 , tepatnya Pada tanggal 29 Desember 1959 dalam pertemuan tahunan Masyarakat Fisika Amerika (American Physical Society) di Caltech, Richard Phillips Feynman dalam suatu perbincangan berjudul “ There’s plenty of room at the bottom” atau dalam bahasa indonesia nya “Masih banyak ruang dibagian paling Bawah”, hal ini memunculkan suatu isu yaitu permasalahan unutuk memanipulasi dan mengontrol atom (ukuran 0,001 nm) dan molekul (ukuran 0,1 nm) pada dimensi kecil (nanometer).
- Namun ternyata teknologi nano telah diteliti terlebih dahulu oleh Profesor Nario Taniguchi dari Tokyo Science University pada tahun 1940, ia mulai mempelajari mekanisme pembuatan nanomaterial dari kristal kuarts, silikon dan keramik alumina dengan menggunakan mesin ultrasonik . selain itu Norio Taniguchi juga dianggap sebgai orang yang pertamakali menciptakan istilah “nanoteknologi” dalam presentasi konfrensi tahun 1974-nya l “konsep dasar yang berjudul ‘Nano Teknologi’ “ .
- Tahun 1981 : 2 peneliti IBM , Gerg K Binnig dan Heinrich Rohrer (pemenang hadial Nobel Fisika tahun 1986) menemukan Scanning Tunneling Microscope (STM) yang memungkinkan pengamatan topografi permukaan dengan format atom-demi-atom
- Tahun 1985 : Robert Curl , Harold Kroto, dan Richard Smalley (pemenang hadiah Nobel Kimia tahun 1996) menemukan buckyball/full erene
- Tahun 1986 : Gerg Binning , Calfin F Quate , dan Christoph Gerber menemukan Atomic Force Microscope (AFM).
- Perkembangan transistor terutama field-effect transistor (FET) mendorong lebih lanjut kebutuhan akan memperkecil ukuran produk dan miniaturisasi
- Pada akhirnya, penemuan bahan C60-buckminsterfullerene oleh H.W. Kroto 4 dan carbon nanotubes (CNT) oleh Sumio Ijima 5 semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akademik, industri, dan pemerintahan untuk lebih serius mengembangkan ilmu dan teknologi nano.
Motif industri
- Sebagian orang berpendapat bahwa mikroelektronika sudah sampai pada tingkat saturasi. Dimana tidak ada lagi kemajuan-kemajuan berarti yang akan dicapai .
- Miniaturisasi material hingga orde molekuler itu dilakukan , antara lain dipicu oleh tuntutan pengecilan ukuran perangkat elektronik dan komputer. Dengan adanya nano itu, rangkaian terpadu atau IC berukuran 1 sentimeter persegi , misalnya , dapat dijejali miliaran transistor sehingga rangkaian tersebut berkapasitas terabyte, bukan lagi gigabyte.
- Komersialisasi (potensi penerapan nanoteknologi sesungguhnya tidak hanya pada piranti mikroelektronik saja tetapi juga pada berbagai industri membuka peluang aplikasi bahan dan teknologi nano di berbagai bidang , yakni pada produk makanan ,kemasan, mainan anak , peralaatan rumah / kebun , kesehatan , kebugaran, obat-obatan, tekstil, keramik dan kosmetik (Pada kosmetik, ada pelembab berbahan nanosel. Unsur nano ini dapat menutup keriput lebih baik dan mencerahkan wajah) )
- Peluang mereduksi ukuran komponen-komponen mikroelektronikan untuk meningkatkan densitas komponen dalam satu chip makin pupus
- Pangsa pasar (maksudnya banyak orang yang lebih menyukai produk berukuran nano , mengapa ? alasanya karena lebih simpel dan efesien ) Penggunaan nanoteknologi dalam dunia komputer telah mengubah ukuran komputer menjadi semakin kecil, namun disertai dengan peningkatan kemampuan dan kapasitasnya. Seperti halnya komputer, telepon genggam juga disempurnakan dengan nanoteknologi, sehingga harganya menjadi semakin murah, tetapi dengan kemampuan dan kapasitas yang jauh lebih baik. Produk-produk lainnya seperti nano-tekstil, nano-keramik, nano-coating, nano-film, nano-farmasi dan sebagainya telah berkembang dan dipasarkan secara luas.
Karakteristik material
dapat menjadi berbeda setelah menjadi nanomaterial ,
- nanomaterial memiliki surface area yang besar daripada material awalnya. Hal ini dapat meningkatkan reaktifitas kimia dan meningkatkan kekuatan sifat elektronik,
- efek kuantum yang mendominasi bahan nanoscale terutama pada pengaruh optikal dan sifat magnetik material. Terdapat berbagai fenomena quantum atraktif yang timbul sebagai akibat pengecilan ukuran material hingga ke dimensi nano. Logam platina meruah yang dikenal sebagai material inert dapat berubah menjadi material katalitik jika ukurannya diperkecil mencapai skala nano. Material stabil, seperti aluminium, menjadi mudah terbakar, bahan-bahan isolator berubah menjadi konduktor.
Pembagian nano
a. Nol dimensi
Nanopartikel (oksida logam,
semikonduktor, fullerenes)
b. Satu dimensi
Nanotubes, nanorods, nanowires
c. Dua dimensi
Thin films (multilayer,
monolayer, self-assembled, mesoporous)
d. Tiga dimensi
Nanokomposit, nanograined,
mikroporous, mesoporous, interkalasi, organi-anorganik hybrids..
Sifat-sifat keunggulan
- Sifat elektrik : Nanomaterial dapat mempunyai energi lebih besar dari pada material ukuran biasa karena memiliki surface area yang besar. Hal ini berkaitan dengan resistivitas elektrik yang mengalami kenaikan dengan berkurangnya ukuran partikel. Contohnya : material yang bersifat isolator dapat bersifat konduktor ketika berskala nano , sedangkan contoh aplikasinya : Batrai logam nikelhibrida terbuat dari nanokristalin nikel dan logam hibrida yang membutuhkan sedikit recharging dan memiliki masa hidup yang lama
- Sifat magnetik : tingkat kemagnetan akan meningkat dengan penurunan ukuran butiran partikel dan kenaikan spesifik surface area persatuan volume partikel sehingga nanomaterial memiliki sifat yang bagus dalam peningkatan sifat magnet (ketika ukuran butir bahan magnetik diperkecil hingga skala nano , bahan feromagnetik berubah menjadi bahan superparamagnetik). Contohnya : Magnet nanokristalin yttrium-samarium-cobalt memiliki sifat magnet yang luar biasa dengan luas permukaan yang besar .
- lebih besar bila dibandingkan dengan material dengan ukuran biasa (salah satu sifat mekanik bahan adalah kekuatan luluh yaitu batas maksimum kekuatan suatu bahan sebelum mengalami deformasi plastis (berubah bentuk). Jika ukuran butir suatu logam atau keramik lebih kecil dari ukuran butir kritis (<100 nm) , sifat mekanik bahan berubah dari keras menjadi lunak.Contoh aplikasinya :Apabila material nano digunakan pada cat, akan berefek antigores, antiluntur, dan memantulkan panas. Cat berpartikel nano akan membuat rumah atau kendaraan tetap sejuk meski terpapar sinar matahari.
- Sifat optik : Sistem nanomaterial memiliki sifat optik yang menarik, yang mana berbeda dengan sifat kristal konvensional. Kunci penyumbang faktor masuknya quantum tertutup dari pembawa elektrikal pada nanopartikel, energi yang efisien dan memungkinkan terjadinya pertukaran karena jaraknya dalam sekala nano serta memiliki sistem dengan interface yang tinggi. Dengan perkembangan teknologi dan material mendukung perkembangan sifat nanofotonik. Dengan sifat optik linier dan nonlinier material nano dapat dibuat dengan mengontrol dimensi kristal dan surface kimia, teknologi pembuatan menjadi faktor kunci untuk mengaplikasikan.Contoh: Electrochromik untuk liquid crystal display (LCD)
- Sifat kimia : Merupakan faktor yang penting untuk aplikasi kimia nanomaterial yaitu penumbahan surface area yang mana akan mngningkatkan aktivitas kimia dari material tersebut. Contoh aplikasi : Teknologi fuel cell dimana dalam fuel cell digunuakan logam Pt dan Pt-Ru
Karakteristik Nanomaterial 2
Dalam
pembahasan karakteristik nanopartikel awal telah disebutkan beberapa efek kunci
yang terjadi pada reduksi ukuran benda sampai ke skala nano yaitu: efek
permukaan, efek ukuran dan efek kuantum. Kombinasi dari efek – efek tersebut
menimbulkan munculnya sifat fisis yang berbeda dari sifat yang dimiliki oleh bulk
materialnya. Beberapa perubahan akan dicontohkan dibawah ini.
1.
Perubahan struktur kristal.
Misalkan pada senyawa Tantalum. Pada kondisi bulk Ta memiliki struktur kristal kubik, namun ketika ukuran diperkecil maka struktur kristal beralih ke tetragonal. Hal ini dibuktikan oleh hasil analisa menggunakan XRD seperti pada gambar dibawah ini.
Misalkan pada senyawa Tantalum. Pada kondisi bulk Ta memiliki struktur kristal kubik, namun ketika ukuran diperkecil maka struktur kristal beralih ke tetragonal. Hal ini dibuktikan oleh hasil analisa menggunakan XRD seperti pada gambar dibawah ini.
2. Sifat
termal
Secara umum nanomaterial memiliki titik lebur yang lebih rendah dan panas spesifik yang lebih tinggi dibanding sifat bulk-nya. Kemudian reduksi ukuran ke skala nano akan menurunkan suhu sintering dan suhu pengkristalan dikarenakan kandungan energi permukaannya yang tinggi.
Secara umum nanomaterial memiliki titik lebur yang lebih rendah dan panas spesifik yang lebih tinggi dibanding sifat bulk-nya. Kemudian reduksi ukuran ke skala nano akan menurunkan suhu sintering dan suhu pengkristalan dikarenakan kandungan energi permukaannya yang tinggi.
3. Sifat
Mekanik
Kekerasan dan kekuatan dari bahan logam dan aloy berukuran nano dapat meningkat sampai dengan satu order diatas ukuran normalnya. Ketika bahan keramik direduksi sampai skala nano sifat duktilitasnya meningkat sangat signifikan.
Kekerasan dan kekuatan dari bahan logam dan aloy berukuran nano dapat meningkat sampai dengan satu order diatas ukuran normalnya. Ketika bahan keramik direduksi sampai skala nano sifat duktilitasnya meningkat sangat signifikan.
4.Sifat Listrik
Sifat konduktivitas cenderung mengalami pembalikan ketika terjadi reduksi ukuran. Nanokeramik dan nanokomposit memiliki kecenderungan menghantarkan listrik, sedangkan nanologam menjadi bersifat isolator. Contohnya Cu nanopartikel bersifat isolator sedangkan SiO2 nanopartikel bersifat penghantar listrik yang baik.
Sifat konduktivitas cenderung mengalami pembalikan ketika terjadi reduksi ukuran. Nanokeramik dan nanokomposit memiliki kecenderungan menghantarkan listrik, sedangkan nanologam menjadi bersifat isolator. Contohnya Cu nanopartikel bersifat isolator sedangkan SiO2 nanopartikel bersifat penghantar listrik yang baik.
5. Sifat
katalisis
Nanomaterial cenderung memiliki aktivitas katalisis yang lebih baik. Hal ini disebabkan luas permukaan yang bertambah dan atom diujung – ujung permukaan semakin banyak mengakibatkan bertambahnya reaktivitas dari bahan. Dibawah ini dicontohkan data aktivitas dari logam emas untuk mengkatalis oksidasi CO dengan semakin mengecilnya ukuran partikel.
Nanomaterial cenderung memiliki aktivitas katalisis yang lebih baik. Hal ini disebabkan luas permukaan yang bertambah dan atom diujung – ujung permukaan semakin banyak mengakibatkan bertambahnya reaktivitas dari bahan. Dibawah ini dicontohkan data aktivitas dari logam emas untuk mengkatalis oksidasi CO dengan semakin mengecilnya ukuran partikel.
Masih
beberapa sifat – sifat yang lain yang mengalami perubahan atau peningkatan
misalnya sifat kemagnetan, sifat optis dan difusi permukaan.
II. Sifat-sifat keramik
Secara umum kramik merupakan paduan antara logam dan non logam ,
senyawa paduan tersebut memiliki ikatan ionik dan ikatan kovalen . untuk lebih
jelasnya mengenai sifat-sifat kramik berikut ini akan dijelaskan lebih detail.
a. Sifat Mekanik
Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi.
Selain itu keramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang
tinggi. Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan
untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Di dalam keramik,
karena kombinasi dari ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah
bergeser.
Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan
yang cepat.Dalam padatan kristalin,
retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage
(keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putusyang dihasilkan mungkin
memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang amorf tidak
memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan putus
kemungkinan besar terjadi. Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan
untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar
dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik
di-pretekan dalam keadaan tertekan
b. Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien
ekspansitermal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah
kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap
disimpan olehpadatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion
penyusun padatantersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang
ringan. Jadigetaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena
ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang
terlalu banyak padakisi kristalnya.
Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun
pada temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan
dapat bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang
besar dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada
perubahan temperatur tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah.
c. Sifat elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal
sangat baik sebagai solator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat
dipolarisasi dan digunakan ebagai kapasitor. Keramik
lain menghantarkan elektron bila energi ambangnya
dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis
baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini
di bawah suhu kritisnya memiliki hambatan = 0.
Akhirnya, keramik yang disebut sebagai
piezoelektrik dapat menghasilkan respons listrik
akibat tekanan mekanik atau sebaliknya.
Elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita
konduksi,sehingga sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas
keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga
akanmempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam keramik,
konduktivitasmeningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan
tekan. Sifat ini merupakan bagian bahan “canggih” yang sering digunakan sebagai
sensor. Dalambahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya
akan menginduksipolarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut
mengubah tekananmekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik digunakan
untuk tranduser,yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya.
Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh
ion-ion. Sifat ini dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan
dasar banyakaplikasi komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya
listrik skala besar.Salah satu teknologi
yang paling prominen adalah sel bahan bakar.
d. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan,
diabsorbsi, ataudipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk
mentransmisikan cahaya, danbiasanya dideskripsikan sebagai transparan,
translusen, atau opaque. Material yang transparan, seperti gelas,mentransmisikan
cahaya dengan difus, seperti gelasterfrosted, disebut bahan translusen. Batuan
yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.Dua
mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan
adalahpolarisasi elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi.
Polarisasi adalahdistorsi awan elektron atom oleh medan listrik dari cahaya.
Sebagai akibat polarisasi,sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi
elastik (fonon), dan selanjutnya panas.
e. Sifat kimia
Salah satu sifat khas dari
keramik adalah kestabilan kimia. Sifat
kimia dari permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon
aktif, silika gel, zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar dan dipakai
sebagai bahan pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada kira-kira 500 C,
permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina g , zeolit,
lempung asam atau S 2O 2 – TiO 2 demikian juga berbagai oksida biner dipakai
sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat asam dan
basa pada permukaan.
f. Sifat fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau
nitrogen dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini
menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik
yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang keras juga
tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras adalah berlian,
diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Aluminum
oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling,
menghaluskan dan menghaluskan material-material keras lain.
III. Contoh
Keramik adalah material anorganik dan
non-metal. Umumnya keramik adalah senyawa antara logam dan
non logam. Untuk mendapatkan sifat-sifat keramik biasanya diperoleh
dengan pemanasan pada suhu tinggi. Keramik:tradisional , modern .
Keramik tradisional :biasanya dibuat
dari tanah liat .
Contoh: porselen, bata ubin, gelas dll.
Keramik modern
: mempunyai ruang lingkup lebih luas dari keramik
tradisional dan mempunyai efek dramatis pada
kehidupan manusia seperti pemakaian pada
bidang elektronik, komputer, komunikasi, aerospace dll.Contoh: porselen, bata ubin, gelas dll.
0 comments :
Post a Comment